III.
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Penelitian ini
di lakukan di UPT Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi
Bengkulu dari tanggal 1 Maret sampai dengan 02 Mei 2016.
3.2
Bahan dan Peralatan
Bahan
yang digunakan adalah air limbah industri karet. Bahan kimia yang digunakan
adalah larutan Fenol (C6H5OH), Natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O)
dan Pengoksidasi.
Alat yang digunakan adalah
Erlenmeyer 50 mL, Gelas piala 1000 mL,
Gelas ukur 25 mL, Labu ukur 100 mL; 500 mL dan 1000 mL, Pipet ukur 10 mL dan
100 mL, Pipet volumetrik 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 5,0 mL, Timbangan analitik
dan Spektrofotometer UV-Vis 1800
3.3 Metode Penelitian
Metode yang
digunakan untuk uji amonia secara fenat berdasarkan SNI SNI-06-6989.30-2005.
Sampel yang digunakan adalah air limbah industri karet pada titik outlet
(kolam terakhir) IPAL sebanyak 14 sampel 3 perusahaan dan waktu yang berbeda
yaitu 5 dibulan pertama dan 9 dibulan kedua
Pengawetan Contoh Uji
Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji
diawetkan dalam wadah botol gelas mulut
lebar dengan kapasitas 1 L dan ditambahkan H2SO4 1:1 atau
HCl 1:1 sampai pH lebih kecil
dari 2 (biasanya 1 % dari volume contoh uji). Lama
penyimpanan 28 hari pada suhu 4 0C
± 2 0C.
Persiapan Larutan Pengujian
1. Larutan
Fenol (C6H5OH)
a) Siapkan
larutan fenol dengan kadar lebih besar atau sama dengan 89%.
b) Masukkan
kedalam labu ukur 100 mL.
c) Tambahkan
larutan etil alkohol 95% sampai tanda tera.
d) Dihomogenkan.
Catatan : Larutan ini harus disiapkan setiap minggu.
2. Natrium
Nitroprusida (C5FeN6Na2O)
a) Larutkan
0,5 g natrium nitroprusid dalam 100 mL air suling.
b) Dihomogenkan.
Catatan : Larutan ini tahan
hingga 1 bulan apabila disimpan dalam botol
gelap.
3. Larutan
Alkalin Sitrat (C6H5Na3O7)
a) Larutkan
200 g trinatrium sitrat dan 10 g NaOH.
b) Masukkan
ke dalam labu ukur 1000 mL.
c) Tepatkan
dengan aquades sampai tanda tera.
d) Dihomogenkan.
4. Larutan
Pengoksidasi
a) Masukkan
25 mL natrium hipoklorit.
b) Campurkan
dengan 100 mL larutan alkalin sitrat.
c) Dihomogenkan.
Catatan : Larutan ini harus
dipersiapkan setiap kali sebelum pengujian.
Pengenceran Sampel
Pengenceran
dilakukan apabila sampel terlihat pekat ataupun memiliki bau khas amonia yang
pekat dengan penambahan air aquadest sampai tanda tera pada labu ukur.
Ukuran labu/Faktor pengenceran = Sampel yang diambil
Pengujian Amonia pada
air limbah industri karet
Metode pengujian amonia
yang digunakan adalah secara fenat. Apabila sampel dalam keadaan dingin maka
harus dibiarkan dalam suhu kamar dan sampel dinetralkan dengan NaOH apabila
sampel tersebut ditambahkan pengawet H2SO4. Pada larutan
spike yang sudah diketahui kadarnya (0,1 g/L) dimasukkan terlebih dahulu
kedalam salah satu erlenmeyer untuk penentuan %R, sampel uji dan duplo ditentukan sebanyak 25 mL ditambahkan 1 mL larutan
fenol, larutan natrium nitroprusid 1 mL dan 2,5 mL larutan pengoksidasi lalu
dihomogenkan, kemudian ditutup erlenmeyer dengan plastik atau aluminium foil dan dibiarkan
selama 1 jam untuk pembentukan warna, selanjutnya diukur dengan alat
spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada panjang gelombang 640 nm.
3.4
Analisis Data
Dalam
penelitian ini analisis data yang digunakan adalah menghitung beban pencemaran air limbah yang dikeluarkan
dari industri karet.
Data parameter kualitas air limbah dari hasil pengamatan laboratorium berupa
parameter kimia yaitu amonia
kemudian dibandingkan terhadap baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Rumus yang digunakan
sebagai berikut:
1. Pengenceran Sampel
( Xsampel - Xblanko ) x Fp
Keterangan:
Xsampel : Konsentrasi sampel yang diperoleh
Xblanko : Konsentrasi blanko laboratorium yang diperoleh
Fp : Faktor
Pengenceran
2. Duplo
(%RPD)
%RPD =[ X2 - X1 ] x 100%
[ X ]
Keterangan:
X1 : Konsentrasi simplo yang diperoleh
X2 : Konsentrasi duplo yang diperoleh
X : Nilai rata-rata dari samplo dan duplo
3. Spike
(%R)

No comments:
Post a Comment