Thursday, October 6, 2016

LAPORAN PEMBAHASAN LIMBAH MINYAK DAN LEMAK SAWIT

          HASIL DAN PEMBAHASAN

  Pengujian Minyak dan Lemak

Pengujian Minyak dan Lemak ini dilakukan untuk mengetahui kandungan minyak dan lemak pada air limbah serta menentukan apakah kandungan minyak dan lemak yang dibuang ke badan sungai atau lingkungan memenuhi baku mutu. Hasil pengujian  disajikan pada tabel yang tertera dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengujian Minyak dan Lemak pada air limbah industri
   kelapa sawit dibulan pertama
No

Kode Sampel
Berat Labu Destilasi
Volume
(mL)
Hasil Pengujian
(mg/L)
W0 (mg)
   W1 (mg)
1
43A-3-3-2016
66.983,6
66.984,9
1000
1,3
2
48-8-3-2016
66.984,8
66.986,3
1000
1,5
3
49A-8-3-2016
66.984,6
66.988,9
1000
4,3
4
52A-14-3-2016
66.984,7
66.985,0
1000
3
5
52A-14-3-2016
66.984,0
66.989,2
1000
5,2
6
57A-22-3-2016
66.984,5
66.987,6
1000
3,1
7
58A-23-3-2016
66.984,1
66.986,2
1000
2,1
8
59A-23-3-2016
66.984,4
66.988,5
1000
4,1
9
60-24-3-2016
66.984,0
66.991,2
1000
7,2
Keterangan :
W0 = Berat Labu destilasi kosong (mg)
W1 = Berat labu destilasi+sampel (mg)

Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak ditemukan diberbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya berasal dari industri. Minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap dan mengandung sisa minyak yang tidak dapat menguap. Minyak tidak larut dalam air dan memiliki berat jenis lebih kecil dari air sehingga minyak akan mengambang di atas permukaan air yang tercemar dan menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk dalam air.
Pengujian ini menggunakan metode gravimetri. Gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan). Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa yang di analisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil.
Berdasarkan hasil data pengujian minyak dan lemak pada outlet IPAL yang terlihat pada tabel 3 masih dibawah ambang batas jika dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebesar 25mg/L. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah melakukan proses pengolahan IPAL yang telah sesuai untuk parameter minyak dan lemak.


Tabel 3. Hasil Pengujian Minyak dan Lemak pada air limbah industri
   kelapa sawit dibulan kedua
No

Kode Sampel
Berat Labu Destilasi
Volume
(mL)
Hasil Pengujian
(mg/L)
W0 (mg)
   W1 (mg)
1
62-2-4-2016
66.984,6
66.986,4
1000
1,8
2
65-4-4-2016
66.984,6
66.986,0
1000
1,4
3
66A-5-4-2016
66.984,5
66.988,6
1000
4,1
4
67A-5-4-2016
66.984,7
66.997,8
1000
13,1
5
71-7-4-2016
66.984,8
66.987,3
1000
2,5
6
74A-12-4-2016
66.984,4
66.989,7
1000
5,3
7
75-13-4-2016
66.984,8
67.002,9
1000
18,1
8
84-19-4-2016
66.984,7
66.988,0
1000
3,3
9
88-21-4-2016
66.984,8
66.986,6
1000
1,8
Keterangan :
W0 = Berat Labu destilasi kosong (mg)
W1 = Berat labu destilasi+sampel (mg)
Berdasarkan hasil data pengujian minyak dan lemak pada outlet IPAL yang terlihat pada tabel 4 masih dibawah ambang batas jika dibandingkan dengan baku mutu. Hasil data yang terlihat pada tabel 3 dan 4 dari 9 perusahaan yang sama dibulan pertama dan kedua diperoleh kandungan minyak dan lemak tertinggi pada perusahaan nomor 7 dibulan kedua yaitu sebesar 18,1 mg/l. Pada perusahaan nomor 1, 4, 6, dan 7  mengalami peningkatan nilai kandungan minyak dan lemak pada bulan kedua, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi pada perusahaan, faktor lain mungkin di sebabkan oleh kebocoran pada mesin yang merembes keluar dari mesin proses produksi pengolahan kelapa sawit. Sedangkan pada perusahaan nomor 2, 3, 5, 8 dan 9 mengalami penurunan nilai kandungan minyak dan lemak pada bulan kedua, hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah produksi pada perusahaan tersebut, faktor lain mungkin disebabkan karena meningkatnya curah hujan pada bulan kedua sehingga pada air limbah terjadi pengenceran yang menyebabkan nilai kandungan minyak dan lemak menurun.
Dampak negatif air buangan yang berasal dari industri kelapa sawit mengandung banyak zat organik dan bila dialirkan keluar pabrik begitu saja akan memberikan beban pencemaran yang besar terhadap lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan air limbah dengan cara yang tepat untuk mengurangi beban lingkungan. Kita bisa mengukur dan memantau kualitas air buangan untuk memeriksa apakah air limbah telah diolah dengan tepat atau belum. Namun secara bersamaan, kita juga perlu memeriksa apakah proses pengolahan air limbah dilakukan dengan efektif atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengukuran kualitas air secara rutin dan mencatat hasil pemantauannya.

Dampak nyata jika melebihi baku mutu dari adanya minyak dan lemak di permukaan air adalah terhalangnya penetrasi sinar matahari yang berarti mengurangi laju proses fotosintesa di air. Penutupan itu juga akan mengurangi masukan O2 bebas dari udara ke air. Kurangnya laju fotosintesa dan masukan O2 dari udara akan mengganggu organisme yang ada di air. Minyak dan lemak merupakan bahan organik namun mempunyai rantai karbon yang panjang dan komplek. Sebagian emulsi minyak dan lemak akan mengalami degradasi melalui fotooksidasi spontan dan oksidasi oleh mikroorganisme. Penguraian lemak dan minyak dalam kondisi kurang oksigen akan menyebabkan penguraian yang tidak sempurna sehingga menimbulkan bau tengik.

No comments:

Post a Comment