HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian
Minyak dan Lemak
Pengujian Minyak dan Lemak ini dilakukan untuk mengetahui kandungan minyak dan lemak
pada air limbah serta menentukan apakah kandungan minyak dan lemak yang dibuang ke badan sungai
atau lingkungan memenuhi baku mutu. Hasil pengujian disajikan pada tabel yang tertera
dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengujian Minyak dan Lemak pada air limbah
industri
kelapa sawit dibulan pertama
No
|
Kode Sampel
|
Berat Labu Destilasi
|
Volume
(mL)
|
Hasil Pengujian
(mg/L)
|
|
W0 (mg)
|
W1 (mg)
|
||||
1
|
43A-3-3-2016
|
66.983,6
|
66.984,9
|
1000
|
1,3
|
2
|
48-8-3-2016
|
66.984,8
|
66.986,3
|
1000
|
1,5
|
3
|
49A-8-3-2016
|
66.984,6
|
66.988,9
|
1000
|
4,3
|
4
|
52A-14-3-2016
|
66.984,7
|
66.985,0
|
1000
|
3
|
5
|
52A-14-3-2016
|
66.984,0
|
66.989,2
|
1000
|
5,2
|
6
|
57A-22-3-2016
|
66.984,5
|
66.987,6
|
1000
|
3,1
|
7
|
58A-23-3-2016
|
66.984,1
|
66.986,2
|
1000
|
2,1
|
8
|
59A-23-3-2016
|
66.984,4
|
66.988,5
|
1000
|
4,1
|
9
|
60-24-3-2016
|
66.984,0
|
66.991,2
|
1000
|
7,2
|
Keterangan :
W0 = Berat Labu
destilasi kosong (mg)
W1 = Berat labu destilasi+sampel (mg)
Minyak dan lemak merupakan bahan pencemar yang banyak ditemukan
diberbagai perairan, salah satu sumber pencemarnya berasal dari industri. Minyak mengandung senyawa
volatil yang mudah menguap dan mengandung sisa minyak yang tidak dapat menguap. Minyak tidak larut dalam air dan memiliki berat
jenis lebih kecil dari air sehingga
minyak akan mengambang di atas permukaan air yang tercemar dan
menutup permukaan yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk dalam air.
Pengujian
ini menggunakan metode gravimetri.
Gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat
konstan). Bagian
terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa
yang di analisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil.
Berdasarkan hasil data pengujian minyak dan lemak pada outlet IPAL yang terlihat pada tabel 3
masih dibawah ambang batas jika dibandingkan dengan baku mutu menurut Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebesar
25mg/L. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan telah
melakukan proses pengolahan IPAL yang telah sesuai untuk parameter minyak dan
lemak.
Tabel 3. Hasil Pengujian Minyak dan Lemak pada air limbah
industri
kelapa sawit dibulan kedua
No
|
Kode Sampel
|
Berat Labu Destilasi
|
Volume
(mL)
|
Hasil Pengujian
(mg/L)
|
|
W0 (mg)
|
W1 (mg)
|
||||
1
|
62-2-4-2016
|
66.984,6
|
66.986,4
|
1000
|
1,8
|
2
|
65-4-4-2016
|
66.984,6
|
66.986,0
|
1000
|
1,4
|
3
|
66A-5-4-2016
|
66.984,5
|
66.988,6
|
1000
|
4,1
|
4
|
67A-5-4-2016
|
66.984,7
|
66.997,8
|
1000
|
13,1
|
5
|
71-7-4-2016
|
66.984,8
|
66.987,3
|
1000
|
2,5
|
6
|
74A-12-4-2016
|
66.984,4
|
66.989,7
|
1000
|
5,3
|
7
|
75-13-4-2016
|
66.984,8
|
67.002,9
|
1000
|
18,1
|
8
|
84-19-4-2016
|
66.984,7
|
66.988,0
|
1000
|
3,3
|
9
|
88-21-4-2016
|
66.984,8
|
66.986,6
|
1000
|
1,8
|
Keterangan :
W0 = Berat Labu
destilasi kosong (mg)
W1 = Berat labu destilasi+sampel (mg)
Berdasarkan hasil data pengujian minyak dan lemak pada outlet IPAL yang terlihat pada tabel 4
masih dibawah ambang batas jika dibandingkan dengan baku mutu. Hasil data yang
terlihat pada tabel 3 dan 4 dari 9 perusahaan yang sama dibulan pertama dan
kedua diperoleh kandungan minyak dan lemak tertinggi pada perusahaan nomor 7
dibulan kedua yaitu sebesar 18,1 mg/l. Pada perusahaan nomor 1, 4, 6, dan 7 mengalami peningkatan nilai kandungan minyak
dan lemak pada bulan kedua, hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan
produksi pada perusahaan, faktor lain mungkin di sebabkan oleh kebocoran pada
mesin yang merembes keluar dari mesin proses
produksi pengolahan kelapa sawit. Sedangkan pada perusahaan
nomor 2, 3, 5, 8 dan 9 mengalami penurunan nilai kandungan minyak dan lemak
pada bulan kedua, hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah produksi
pada perusahaan tersebut, faktor lain mungkin disebabkan karena meningkatnya
curah hujan pada bulan kedua sehingga pada air limbah terjadi pengenceran yang
menyebabkan nilai kandungan minyak dan lemak menurun.
Dampak negatif air
buangan yang berasal dari industri kelapa sawit mengandung
banyak zat organik dan bila dialirkan keluar pabrik begitu saja akan
memberikan beban
pencemaran yang besar terhadap
lingkungan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. Untuk mencegah hal tersebut,
perlu dilakukan pengolahan air limbah dengan cara yang tepat untuk mengurangi beban
lingkungan. Kita bisa mengukur dan memantau kualitas air buangan untuk
memeriksa apakah air limbah telah diolah dengan tepat atau belum. Namun
secara bersamaan, kita juga perlu memeriksa apakah
proses pengolahan air limbah dilakukan dengan efektif atau tidak. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan pengukuran kualitas air secara rutin dan
mencatat hasil pemantauannya.
Dampak nyata jika melebihi baku mutu dari adanya minyak dan lemak di
permukaan air adalah terhalangnya penetrasi sinar matahari yang berarti
mengurangi laju proses fotosintesa di air. Penutupan itu juga akan mengurangi
masukan O2 bebas dari udara ke air. Kurangnya laju fotosintesa dan
masukan O2 dari udara akan mengganggu organisme yang ada di air.
Minyak dan lemak merupakan bahan organik namun mempunyai rantai karbon yang
panjang dan komplek. Sebagian emulsi minyak dan lemak akan mengalami degradasi
melalui fotooksidasi spontan dan oksidasi oleh mikroorganisme. Penguraian lemak
dan minyak dalam kondisi kurang oksigen akan menyebabkan penguraian yang tidak
sempurna sehingga menimbulkan bau tengik.
No comments:
Post a Comment